Perbedaan Dropship Dan Reseller Perihal Modal Usaha

Perbedaan Dropship Dan Reseller Perihal Modal Usaha

Perbedaan Dropship Dan Reseller Perihal Modal Usaha adalah apabila dropship, hampir sama sekali tanpa modal, sedangkan reseller ada yang memakai modal dan ada yang tidak.  Pada sistem dropship, biasanya, kita yang menjualkan produk orang lain tinggal menawarkan produk produk mereka. Ketika ada pesanan, maka barang dikirim dari supplier. Selanjutnya, kita tinggal menunggu update resi saja. 

Jadi kalau kita berjualan dengan cara dropship memang minim resiko karena tugas kita sebenarnya adalah hanya memasarkan produk mereka. Kita tidak memikirkan produksi, survey bahan, foto produk, dan lain lain. Supplier sudah menyiapkan dari produk sampai dengan marketing kitnya, kita tinggal ambil foto produk, kita tawarkan atau kita share lewat website atau media sosial yang kita miliki. 

Kalau ada pembeli, kita tinggal konfirmasi ke supplier. Saat barang ready dan pembeli sudah transfer, berarti kita tinggal transfer ke supplier dan supplier tinggal mengirimkan produknya ke alamat pembeli, dengan nama kita yang ditulis di nama pengirim barang. 

Kalau reseller, ada beberapa supplier yang mengenakan biaya pendaftaran dan syarat beli produk. Besar biaya pendaftaran juga bermacam macam. Rata rata berkisar Rp. 50.000 sampai dengan Rp 100.000.  Ada yang free biasa pendaftaran tetapi wajib beli produk, misalnya minimal 3 pcs atau 6 pcs, dan seterusnya.

 Jadi kalau reseller, biasanya kita mengeluarkan modal terlebih dahulu untuk membeli produk di awal.

Mending Reseller Atau Dropshipper?

Kalau di tanya mending reseller atau dropship. Kalau dilihat dari segi modal, tentu saja mending dropship. Kenapa? Karena tanpa modal kita sudah bisa berjualan. Sehingga setiap laku, kita sudah menerima laba bersih. Jadi bisa dikatakan bahwa dropship memang sangat minim resiko. Modal kita hanya skill di cara menawarkan/ marketing, entah itu online atau offline.

Sedangkan untuk reseller, banyak yang mewajibkan untuk membeli produk dahulu sehingga kita harus mengeluarkan modal. 

Contoh Reseller Dan Dropshipper

Contoh reseller dan dropship itu seperti ini. 

  1. Reseller membeli produk dari supplier. Untuk pembelian pertama, biasanya akan mendapatkan harga retail terlebih dahulu. Baru pembelian berikutnya Ketika kulakan lagi, sudah mendapatkan harga reseller. Berjualan dengan sistem reseller di era sekarang sudah sangat enak dan fleksibel. Selain foto produk, supplier sekarang menyediakan marketing kit yang berisi copywriting untuk amunisi jualan. Jadi reseller tinggal upload di media sosial atau platform penjualan yang dipunyai. Jadi, kita tidak usah repot repot memikirkan copywriting Ketika mau posting. Tinggal di modifikasi sedikit dan posting. Reseller biasanya kulakan ke supplier lalu barang di kirim ke alamat reseller masing masing. Baru dijual oleh para reseller. Jadi reseller disini adalah menawarkan atau menjual, lalu kalau ada orderan dari end user atau pembeli retail maka dia akan mengirimkan orderan tersebut.
  2. Alur dropship itu seperti ini. Produk – Di jualkan oleh para pasukan penjualan – Orderan – Supplier – Kirim pakai nama pasukan penjualan – Supplier memberikan resi. Kalau dropship, jelas para pasukan penjualan tidak stok produk. Mereka hanya fokus menjual.

Reseller Langsung 

Kalau Reseller langsung adalah Reseller atau yang menjualkan kembali sebuah produk yang berhubungan langsung dengan supplier tangan pertama. Reseller tugasnya adalah hanya menjualkan kembali dari produk yang sudah dibuat oleh produsen. Dengan menjadi reseller, kita tidak usah pusing untuk produksi sendiri apabila ingin menjual produk produk yang kita inginkan. 

Reseller juga ada beberapa macam. Ada yang tipe tinggal menjual barang yang ready. Tinggal pilih dan langsung dijual. Sementara itu, ada juga yang sistem PO atau Purchase Order. Reseller melakukan permintaan kepada produsen tentang produk yang ingin dijual. 

Dengan sistem PO ini, biasanya reseller bisa custom atau request ukuran dan model yang berbeda dari model yang umum di produksi oleh produsen nya. 

Contoh untuk produk fashion, katakanlah jilbab. Jilbab yang dijual umum memiliki ukuran panjang depan 90 cm dan panjang belakang 120 cm. Memakai pet busa. Apabila custom, kita bisa request misal ukuran depan 110 cm dan belakang 140 cm.

Sistem reseller yang mana barang bisa PO ini tentu saja lebih menguntungkan karena sudah hampir dipastikan, ketika ready barang tersebut langsung akan sold out. Berbeda dengan yang ready di supplier. Kita harus memilih barang yang sekiranya banyak dibutuhkan calon pembeli. Jadi disini harus lebih teliti dan memiliki feeling menganalisa tingkah laku pembeli.

Cara Kerja Dropship

Jadi disini dapat diambil kesimpulan bahwa berjualan dengan sistem dropship adalah berjualan dengan sistem barang dikirim dari supplier. Cara kerja dropship itu juga sederhana. Jadi Ketika kita mendapatkan pembeli, bukan kita yang mengirimkan barang tersebut. Pengiriman di handle oleh supplier kita. Jadi keuntungan juga, selain tidak usah stok barang, kita tidak usah repot packing orderan.

Nah, kalian suka yang mana nih kalau jualan? Reseller atau Dropship aja?

Tergantung banyak faktor ya, disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan masing masing, mana yang lebih cocok. Jika anda berminat untuk melakukan bisnis dropship ini maka langsung saja bergabung dengan kami di Produk Vip. Di sini modalnya minim dan keuntungannya gede. Maka dari itu tungu apalagi buruan join.